Ancaman Dusta
Orang yang berdusta, ia akan dijerumuskan ke dalam neraka. Karena kedustaan itu pasti menggiring kepada perbuatan dosa, dan perbuatan dosa menjerumuskan kepada neraka. Selain itu, apabila seseorang terbiasa berdusta, maka di sisi Alloh ia akan dicap sebagai pendusta. Nabi ﷺ bersabda,
وَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الْفُجُورِ وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَكْذِبُ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ كَذَّابًا
Dan sesungguhnya kedustaan itu akan mengantarkan pada kemaksiatan, dan sesungguhnya kemaksiatan itu akan menggiring ke neraka. Dan sesungguhnya jika seseorang yang selalu berdusta sehingga akan dicatat baginya sebagai seorang pendusta.” (HR. Bukhori dan Muslim)
Orang yang berdusta, ia akan menanggung dosa dustanya itu di dunia dan di akhirat. Demikian juga, Alloh mengancam tidak akan memberikan hidayah kepada orang-orang berdusta.
وَإِن يَكُ كَٰذِبًا فَعَلَيۡهِ كَذِبُهُۥۖ وَإِن يَكُ صَادِقًا يُصِبۡكُم بَعۡضُ ٱلَّذِي يَعِدُكُمۡۖ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَهۡدِي مَنۡ هُوَ مُسۡرِفٌ كَذَّابٌ
“Jika dia seorang pendusta, dialah yang akan menanggung (dosa) dustanya itu, dan jika dia seorang yang benar, niscaya sebagian (bencana) yang diancamkan kepadamu akan menimpamu. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang yang melampaui batas lagi pendusta.” (QS. Ghafir: 28)
Orang yang berdusta berarti ia memiliki salah satu akhlak yang paling dibenci Nabi Muhammad ﷺ.
أَنَّ عَائِشَةَ، رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ: مَا كَانَ خُلُقٌ أَبْغَضَ إِلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنَ الْكَذِبِ
Sesungguhnya Aisyah rodhiyallohu’anha pernah berkata, Tiadalah akhlak yang paling dibenci oleh Rosululloh ﷺ melainkan dusta. (HR. Baihaqi)
Orang yang telah berjanji namun ia berdusta terhadap janjinya tersebut, maka Alloh Ta’ala akan menanamkan kemunafikan ke dalam hatinya.
وَمِنۡهُم مَّنۡ عَٰهَدَ ٱللَّهَ لَئِنۡ ءَاتَىٰنَا مِن فَضۡلِهِۦ لَنَصَّدَّقَنَّ وَلَنَكُونَنَّ مِنَ ٱلصَّٰلِحِينَ فَلَمَّآ ءَاتَىٰهُم مِّن فَضۡلِهِۦ بَخِلُواْ بِهِۦ وَتَوَلَّواْ وَّهُم مُّعۡرِضُونَ فَأَعۡقَبَهُمۡ نِفَاقًا فِي قُلُوبِهِمۡ إِلَىٰ يَوۡمِ يَلۡقَوۡنَهُۥ بِمَآ أَخۡلَفُواْ ٱللَّهَ مَا وَعَدُوهُ وَبِمَا كَانُواْ يَكۡذِبُونَ
Dan di antara mereka ada orang yang telah berjanji kepada Allah, “Sesungguhnya jika Allah memberikan sebagian dari karunia-Nya kepada kami, niscaya kami akan bersedekah dan niscaya kami termasuk orang-orang yang sholih.”
Ketika Allah memberikan kepada mereka sebagian dari karunia-Nya, mereka menjadi kikir dan berpaling, dan selalu menentang (kebenaran).
Maka Allah menanamkan kemunafikan dalam hati mereka sampai pada waktu mereka menemui-Nya, karena mereka telah mengingkari janji yang telah mereka ikrarkan kepada-Nya dan (juga) karena mereka selalu berdusta.
(QS. At-Taubah: 75-77)
Orang yang berdusta berarti ia telah memiliki salah satu ciri orang-orang munafik.
مِنْ عَلَامَاتِ الْمُنَافِقِ ثَلَاثَةٌ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ
Di antara tanda-tanda orang munafik ada tiga: apabila dia berbicara niscaya dia berbohong, apabila dia berjanji niscaya mengingkari, dan apabila dia dipercaya niscaya dia berkhianat. (HR. Bukhori, Muslim, Ahmad, Tirmidzi, dan an-Nasa’i)
Orang yang berdusta, ia diancam dengan azab yang mengerikan. Sebagaimana apa yang dilihat oleh Rosululloh ﷺ dalam mimpinya, saat wajah pendusta akan dirobek-robek dengan kail besi hingga hancur. Ketika wajah tersebut dikembalikan lagi keadaannya seperti semula, kemudian dirobek-robek lagi dengan kail besi hingga hancur. Demikian seterusnya. Ia disiksa hingga tiba hari kiamat.
قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَأَيْتُ اللَّيْلَةَ رَجُلَيْنِ أَتَيَانِي قَالَا الَّذِي رَأَيْتَهُ يُشَقُّ شِدْقُهُ فَكَذَّابٌ يَكْذِبُ بِالْكَذْبَةِ تُحْمَلُ عَنْهُ حَتَّى تَبْلُغَ الْآفَاقَ فَيُصْنَعُ بِهِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ
Nabi ﷺ bersabda, “Aku semalam bermimpi ada dua orang yang mendatangiku seraya berkata, “Seseorang yang kau lihat dirobek-robek mulutnya itu adalah seorang pendusta yang selalu berbicara dengan kedustaannya, kemudian disebarkan hingga sampai ke segala penjuru dunia. Ia akan (dihukum) seperti itu hingga datang hari Kiamat.” (HR. Bukhori)
Orang yang berdusta terhadap Alloh Ta’ala, pada hari kiamat nanti wajahnya akan menghitam.
وَيَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِ تَرَى ٱلَّذِينَ كَذَبُواْ عَلَى ٱللَّهِ وُجُوهُهُم مُّسۡوَدَّةٌۚ أَلَيۡسَ فِي جَهَنَّمَ مَثۡوًى لِّلۡمُتَكَبِّرِينَ
“Dan pada hari Kiamat engkau akan melihat orang-orang yang berbuat dusta terhadap Allah, wajahnya menghitam. Bukankah Neraka Jahanam itu tempat tinggal bagi orang yang menyombongkan diri?” (QS. Az-Zumar: 60)
Seorang pendusta akan dimurkai Alloh Ta’ala, sampai-sampai Alloh Ta’ala tidak ingin mengajak bicara kepadanya pada hari kiamat nanti.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَلَاثَةٌ لَا يُكَلِّمُهُمْ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلَا يُزَكِّيهِمْ قَالَ أَبُو مُعَاوِيَةَ وَلَا يَنْظُرُ إِلَيْهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ شَيْخٌ زَانٍ وَمَلِكٌ كَذَّابٌ وَعَائِلٌ مُسْتَكْبِرٌ
Dari Abu Hurairah dia berkata, “Rasulullah ﷺ bersabda, “Ada tiga orang yang tidak akan diajak bicara oleh Allah pada hari kiamat, dan tidak menyucikan mereka.” Abu Mu’awiyah menyebutkan, “Allah tidak akan melihat kepada mereka. Dan mereka mendapatkan siksa yang pedih: yaitu orang tua yang pezina, pemimpin yang pendusta, dan orang miskin yang sombong.” (HR. Muslim)
Partisipasi Kebaikan, Infak Dakwah Melalui ELSSI Di Sini!
Dosa kedustaan adalah salah satu dosa yang pelakunya akan disegerakan azabnya di dunia dan di akhirat kelak juga akan tetap mendapatkan azab. (Lihat: HR. Ibnu Hibban) (Ancaman Dusta)
Orang-orang yang berdusta terancam dengan azab yang mengerikan, yaitu akan dibelenggu dengan belenggu-belenggu berat dan akan diberi makanan yang menyumbat kerongkongan di neraka yang menyala-nyala apinya. (Lihat: QS. Al-Muzammil: 11-14) (Ancaman Dusta)
Orang yang berbohong akan termasuk ke dalam orang yang didoakan oleh Rosululloh ﷺ. Dimana Beliau ﷺ pernah berdoa, “Kecelakaan bagi orang-orang yang berbicara lalu berbohong, hanya untuk membuat orang-orang tertawa. Kecelakaan baginya, kecelakaan baginya.” (Lihat: HR. Abu Dawud, Tirmidzi dan Ahmad)
Orang yang berdusta saat berdagang dengan saling menutup-nutupi kejelekan barangnya, niscaya akan dihapuskan keberkahan penjualannya. (Lihat: HR. Bukhori dan Muslim) (Ancaman Dusta)
Orang yang berdusta berarti ia memiliki salah satu ciri orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Alloh Ta’ala. (Lihat: QS. An-Nahl: 105)
Orang yang berdusta atas nama Rosululloh ﷺ, maka ia akan mendapatkan ancaman yang beratnya melebihi ancaman bagi yang berdusta kepada selain beliau. Karena itu hendaklah dia siap-siap menempati tempat duduknya di neraka.” (Lihat: HR. Bukhori dan Muslim) (Ancaman Dusta)