Tak terasa belasan hari ke depan kaum muslimin memasuki bulan Ramadhan. Nabi ﷺ telah mencontohkan berbagai amalan shalih yang dapat dijalankan umatnya setiap waktu. Sebagai pengikut beliau ﷺ, seorang muslim hendaknya bersemangat mengisi hari-hari tersisa bulan ini dengan amalan yang nabi telah ajarkan. Berikut di antara amalan sunnah di bulan Sya’ban, poin keempat sangat mendasar dan sangat ditekankan.
PERTAMA, AMALAN PUASA
Nabi ﷺ memperbanyak berpuasa sunnah di bulan Sya’ban. Sampai-sampai istri beliau, Aisyah radhiyallahu’anha berkata,
مَا رَأَيْتُ النَّبِيَّ -صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- يَصُومُ شَهْرَيْنِ مُتَتَابِعَيْنِ إِلاَّ شَعْبَانَ وَرَمَضَانَ
“Saya tidak pernah mendapati Nabi ﷺ berpuasa dua bulan berturut-turut, kecuali bulan Sya’ban dan Ramadhan.” (HR. An-Nasa’i)
Jika dihitung hari-hari setelah artikel ini diposting, didapati sebelas hari tersisa bulan Sya’ban sebelum tiba Ramadhan 1444 H. Seorang muslim bisa mengamalkan puasa sunnah Senin Kamis tanggal 21, 24 dan 28 bulan Sya’ban ini atau puasa sunnah Daud, sehari berpuasa sehari berbuka, sebagai persiapan menjalankan puasa wajib Ramadhan sebulan penuh, dan sebagai bentuk ittiba’ (pengikutan) nya terhadap Nabi ﷺ mengamalkan amalan sunnah di bulan Sya’ban.
KEDUA, AMALAN SHALAT MALAM
Perlu diketahui tata cara shalat malam dan shalat witir yang dilakukan Nabi ﷺ itu ada beberapa macam. Semua tata cara tersebut hukumnya sunnah dan tercatat dalam buku-buku fikih dan hadits. Maka sebagai perwujudan mencontoh dan mengikuti sunnah Nabi ﷺ, hendaklah seorang muslim terkadang melakukan cara ini dan terkadang melakukan cara itu, sehingga semua sunnah dapat dihidupkan. Jika seseorang hanya memilih salah satunya, berarti sama dengan mengamalkan satu sunnah dan mematikan yang lainnya. Yang terpenting juga tidak perlu membuat-buat tata cara baru yang tidak pernah dicontohkan Nabi ﷺ atau mengikuti dan mengamalkan tata cara yang tidak ada dalilnya.
Jika seseorang mulai membiasakan shalat malam sejak bulan Sya’ban, maka ia diharapkan terbiasa melaksanakan shalat malam atau shalat tarawih sebulan penuh saat Ramadhan, terbiasa menghidupkan malam-malamnya nanti baik bersama imam atau sendirian dengan tata cara manapun yang sesuai sunnah.
KETIGA, MEMBACA AL-QUR’AN ATAU DZIKIR SECARA UMUM
Nabi ﷺ telah mengabarkan betapa besar keutamaan membaca Al-Qur’an. Amalan ini jadi amalan sunnah yang sangat dianjurkan diperbanyak sejak bulan Sya’ban sebelum datang Ramadhan. Saat Ramadhan, para ulama selalu mengkhatamkan baca Al-Qur’an. Di antara mereka ada yang mengkhatamkan tujuh hari sekali, tiga hari sekali bahkan ada yang mengkhatamkan Al-Qur’an sehari dua kali.
Imam Ibnu Rajab al-Hambali menukil perkataan Salamah bin Kahil, ia berkata,
وَكَانَ عَمْرُوْ بْنُ قَيْسٍ إِذَا دَخَلَ شَهْرَ شَعْبَانَ أَغْلَقَ حَانُوْتَهُ وَتَفَرَّغَ لِقِرَاءَةِ الْقُرْآنِ
Amr bin Qois ketika memasuki bulan Sya’ban, beliau menutup tokonya dan lebih menyibukkan diri dengan Al-Qur’an. (Lathoif Ma’arif)
Membaca Al-Qur’an atau dzikir-dzikir yang lain, seperti bershalawat, tasbih, tahlil, tahmid, istighfar yang sesuai yang diajarkan nabi dapat dijadikan amalan sunnah di bulan Sya’ban sebagai pembiasaan sebelum Ramadhan.
KEEMPAT, MEMPERSIAPKAN BEKAL ILMU
Amalan ini disebutkan yang paling mendasar dan sangat ditekankan, kenapa? Nabi ﷺ sendiri diperintahkan memperbanyak doa agar ditambahkan ilmu.
وَقُلْ رَّبِّ زِدْنِيْ عِلْمًا
Dan ucapkanlah (wahai Muhammad), Ya Robbku tambahkanlah aku ilmu. (QS. Thoha:114)
Ini merupakan isyarat menambah ilmu atau mempelajari ilmu agama Islam adalah keharusan bagi umat beliau ﷺ. Menuntut ilmu adalah amalan mereka yang mengibadahi Allah subhanahu wa ta’ala. Allah berfirman,
إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ
“Sesungguhnya Allah hanya menerima amalan dari orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al Maidah: 27). Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Tafsiran yang paling bagus mengenai ayat ini bahwasanya amalan yang diterima hanyalah dari orang-orang yang bertakwa. Yang disebut bertakwa adalah bila beramal karena mengharap wajah Allah dan sesuai dengan tuntunan Nabi ﷺ. Tentu saja ini perlu didasari dengan ilmu.” (Miftah Daris Sa’adah)
Seluruh amalan shalih disunnahkan dikerjakan di setiap waktu. Di hari-hari tersisa bulan Sya’ban ini, hendaklah seorang muslim bersemangat mengisi waktunya dengan amalan yang telah nabi ajarkan, baik dengan berpuasa, shalat malam, membaca Al-Qur’an, bersedekah, belajar dan terus belajar ilmu mempersiapkan ibadah agung di bulan mulia, bulan suci Ramadhan.
Jika tulisan ini bermanfaat bagi Anda, share! jangan biarkan terhenti di Anda dan raih pahala dakwah.