BAHAYA IRI DENGKI (HASAD)

Ilustrasi. Bahaya Iri Dengki (Hasad). www.elssipeduli.id

BAHAYA IRI DENGKI (HASAD)

Iri dengki yang ingin dibahas sebenarnya mengacu pada istilah hasad. Hasad merupakan akhlak tercela yang sepatutnya dihindari setiap muslim. Mengapa dihindari? Karena hasad atau rasa iri dengki ini pasti ada dalam diri setiap manusia. Hasad itu sifat manusiawi, pasti ada dalam diri setiap orang. Maka, orang mulia menyembunyikannya, sementara orang yang tercela menampakkannya. Dan sifat ini sangat berbahaya, baik bagi orang yang hasad itu sendiri maupun bagi orang yang dihasadi.

Pengertian hasad adalah berharap hilangnya nikmat Allah pada orang lain. Nikmat ini bisa berupa nikmat harta, kedudukan, ilmu, dan lainnya. Al-Izz bin Abdis Salam berkata,

الحسد : ‌تَمَنَّي ‌زَوَالَ ‌النِّعْمَةَ عَنِ الْمَحْسُوْدِ

Hasad itu berharap hilangnya nikmat (yang telah Allah berikan) kepada orang yang dihasadi.

Bahkan Imam Ibnu Taimiyah mengatakan tidak harus sampai hilang, jika saja timbul rasa benci dalam diri terhadap nikmat yang diterima orang lain, maka ini sudah termasuk hasad.

الْحَسَدَ هُوَ الْبُغْضُ وَالْكَرَاهَةُ لِمَا يَرَاهُ مِنْ حُسْنِ حَالِ الْمَحْسُودِ

Hasad adalah membenci dan tidak suka terhadap keadaan baik yang ada pada orang yang dihasad. (Majmu’ah Al-Fatawa)

Imam Ibnu Taimiyah juga berkata hampir tidak ada orang yang selamat dari penyakit hati ini. Ini sekaligus menjadi bahaya iri dengki (hasad) pertama yang ingin dibahas.

أَنَّ ” الْحَسَدَ ” مَرَضٌ مِنْ أَمْرَاضِ النَّفْسِ وَهُوَ مَرَضٌ غَالِبٌ فَلاَ يَخْلُصُ مِنْهُ إِلاَّ قَلِيْلٌ مِنَ النَّاسِ وَلِهَذَا يُقَالُ : مَا خَلاَ جَسَدٌ مِنْ حَسَدٍ لَكِنَ اللَّئِيْمَ يُبْدِيْهِ وَالْكَرِيْمَ يُخْفِيْهِ

bahwasanya hasad adalah penyakit jiwa, dan ia adalah penyakit yang menguasai, tidak ada yang selamat darinya kecuali hanya segelintir orang. Karenanya dikatakan, “Tidak ada jasad yang selamat dari hasad, akan tetapi orang yang tercela menampakkannya dan orang yang mulia menyembunyikannya.

Nabi ﷺ telah menegaskannya dalam hadits beliau, bahwa bahaya iri dengki (hasad) ini dikategorikan penyakit, penyakit yang pasti ada dalam diri manusia.

دَبَّ إِلَيْكُمْ دَاءُ الأُمَمِ قَبْلَكُمْ: الحَسَدُ وَالبَغْضَاءُ

Telah berjalan kepada kalian penyakit umat-umat terdahulu, yaitu hasad dan permusuhan. (HR. Tirmidzi)

Kemudian, bahaya hasad kedua, kata Nabi ﷺ, apabila seseorang telah terkena penyakit ini bisa menggunduli agamanya, yaitu penyakit hasad akan menggugurkan agama seseorang dengan cepat, sebagaimana rambut yang sangat mudah untuk digunduli.

الحَسَدُ وَالبَغْضَاءُ، هِيَ الحَالِقَةُ، لَا أَقُولُ تَحْلِقُ الشَّعَرَ وَلَكِنْ تَحْلِقُ الدِّينَ

Hasad dan permusuhan itu menggunduli. Aku tidak mengatakan menggunduli rambut, akan tetapi memangkas agama.

Tonton video edukasi eLSSI Peduli: @elssipeduli4520

Dalam riwayat Abu Dawud, meski sanadnya dhaif, namun para ulama menyepakati makna yang terkandung riwayat ini, bahwa hasad itu diibaratkan api yang membakar, hasad sangat mudah menghapus pahala-pahala amal sholih. Nabi Muhammad ﷺ bersabda,

إِيَّاكُمْ وَالْحَسَدَ، فَإِنَّ الْحَسَدَ يَأْكُلُ الْحَسَنَاتِ كَمَا تَأْكُلُ النَّارُ الْحَطَبَ

Waspadalah terhadap hasad, karena sesungguhnya hasad dapat memakan kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar. (HR. Abu Dawud)

Lalu bahaya lainnya, jika seseorang telah hasad maka potensi berbuat zalim sangat besar. Contoh akan hal ini sangat banyak sekali, di antaranya seperti hasadnya iblis kepada Adam ‘alaihissalam, hasadnya Qabil kepada Habil, dan hasadnya sepuluh anak Nabi Ya’qub kepada saudaranya yaitu Nabi Yusuf ‘alaihissalam.

Hasad membahayakan orang lain dengan kezaliman yang ditimpakan. Seperti belakangan terdengar berita dari Magelang Jawa Tengah, seorang pemuda meracuni orangtua dan kakak kandung sendiri dengan sianida hingga tewas semua disebabkan iri dengki terhadap sang kakak. (Kompas.com)

Begitu juga hasadnya orang-orang Yahudi terhadap kaum muslimin, sebagaimana disebutkan dalam firman Allah subhanahu wa ta’ala,

وَدَّ كَثِيرلٌ مِّنۡ أَهۡلِ ٱلۡكِتَٰبِ لَوۡ يَرُدُّونَكُم مِّنۢ بَعۡدِ إِيمَٰنِكُمۡ كُفَّارًا حَسَدٗا مِّنۡ عِندِ أَنفُسِهِم مِّنۢ بَعۡدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ ٱلۡحَقُّۖ فَٱعۡفُواْ وَٱصۡفَحُواْ حَتَّىٰ يَأۡتِيَ ٱللَّهُ بِأَمۡرِهِۦٓۗ إِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٖ قَدِيرٌ 

Banyak di antara Ahli Kitab menginginkan sekiranya mereka dapat mengembalikan kalian setelah kalian beriman menjadi kafir kembali, karena rasa dengki dalam diri mereka, setelah kebenaran jelas bagi mereka. Maka maafkanlah dan berlapangdadalah, sampai Allah memberikan perintah-Nya. Sungguh, Allah Mahakuasa atas segala sesuatu. (QS. al-Baqarah: 109)

Mengapa orang-orang Yahudi ingin orang-orang Islam untuk kafir kembali? Karena mereka merasa tersaingi dari segi keimanan. Sebelumnya, mereka merasa ahli kitab yang paling hebat karena merasa Allah ﷻ telah menurunkan Taurat kepada mereka, namun ternyata ada kaum lain yang Allah ﷻ juga turunkan kitab kepada mereka yaitu kaum muslimin, akhirnya orang-orang Yahudi pun hasad dan ingin agar kaum muslimin itu kafir kembali, sehingga mereka bisa menjadi kaum yang paling beriman sendiri.

LARANGAN IRI DENGKI (HASAD)

Rasulullah ﷺ memperingatkan umatnya dari sifat ini, hendaklah mereka tidak saling hasad atau mendengki.

لاَ تَحَاسَدُوا… وَكُوْنُوا عِبَادَ اللهِ إِخوَاناً

Janganlah kalian saling hasad (mendengki)… Jadilah kalian hamba Allah yang bersaudara. (HR. Muslim)

Ini merupakan bentuk larangan agama. Siapa menjalani agamanya, maka ia memperhatikan peringatan Nabi ﷺ ini. Hanya saja bagaimanapun manusia terbagi setidaknya dalam empat keadaan dalam hal hasad.

Pertama; Ada orang yang berusaha menghilangkan nikmat yang ada pada orang yang dihasadi atau didengki. Ia melakukannya baik dengan perkataan maupun perbuatannya. Inilah hasad yang tercela.

Kedua; Ada orang yang hasad, tapi ia tidak menjalankan konsekuensi dari sifatnya itu terhadap orang yang dihasadi, baik dalam bentuk perkataan maupun perbuatannya. Sebagian ulama mengatakan orang seperti ini tidaklah berdosa.

Ketiga; Ada orang yang hasad, tapi ia tidak berharap nikmat atau karunia pada orang yang dihasadinya itu hilang, ia hanya kemudian berusaha memperoleh nikmat atau karunia yang semisal. Ia hanya berharap memiliki nikmat atau karunia sama seperti orang yang punya nikmat tersebut.

Jika nikmat atau karunia yang dimaksud hanyalah urusan dunia, tidak ada kebaikan di dalamnya. Contohnya adalah keadaan seseorang yang ingin seperti Qarun.

يَا لَيْتَ لَنَا مِثْلَ مَا أُوتِيَ قَارُونُ

Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Qarun. (QS. Al-Qasas: 79)

Jika nikmat karunia yang dimaksud adalah urusan agama, inilah yang baik. Inilah yang disebut ghib-thah.

Sebagaimana hadits dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah ﷺ bersabda,

لا حَسَدَ إلَّا على اثنتَينِ: رجُلٌ آتاهُ اللهُ مالًا، فهو يُنْفِقُ مِنهُ آناءَ اللَّيلِ وآناءَ النَّهارِ، ورجُلٌ آتاهُ اللهُ القُرآنَ، فهو يَقومُ به آناءَ اللَّيلِ وآناءَ النَّهارِ.

Tidak boleh ada hasad kecuali pada dua perkara: ada seseorang yang dianugerahi harta lalu ia gunakan untuk berinfak pada malam dan siang, juga ada orang yang dianugerahi Al-Qur’an, lantas ia berdiri dengan membacanya malam dan siang. (HR. Bukhari)

Keempat; Ada orang yang muncul sifat hasad dalam dirinya, namun ia berusaha untuk menghapusnya. Bahkan ia ingin berbuat baik pada orang yang ia hasad. Ia mendoakan kebaikan untuknya. Ia pun menyebarkan kebaikan-kebaikannya. Ia ganti sifat hasad itu dengan rasa cinta. Ia katakan bahwa saudaranya itu lebih baik dan lebih mulia. Bentuk keempat inilah tingkatan paling tinggi dalam Iman. Yang memilikinya itulah yang memiliki iman yang sempurna, yakni ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.

عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ” لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ ” رَوَاهُ البُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ

Dari Nabi ﷺ bersabda, Salah seorang di antara kalian tidaklah beriman (dengan iman sempurna) sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri. (HR. Bukhari dan Muslim)

Bagaimana keadaan kita, dapatkah terhindar dari sifat manusiawi ini, silakan nilai masing-masing!

Raih Pahala Tak Terbatas Dari Wakaf Jariah Anda: Wakaf Atas Nama Orang Tua Pahala Jariah sampai ke Surga!
Kategori

Yuk sedekah untuk program bermanfaat elssi peduli