Seorang teman sesama marketing bercerita ayahnya yang baru mengenal manhaj sunnah tak akan pernah lagi menjumpai Ramadhan nan istimewa. Enam bulan lalu ayahnya meninggal, padahal ingin sekali ia dapat menggali ilmu Islam lebih dalam bersama ayahnya di bulan Ramadhan tahun ini. Manusia hanya berencana, Allah lah yang menentukan. Inna lillahi wa inna ilaihi roji’un, sungguh segala sesuatu milik Allah dan kepada-Nya lah akan kembali.
Teman kami ini sendiri baru mengenal sunnah sejak tiga tahun lalu saat pandemi covid-19. Hidayah sunnah yang begitu nikmat ia reguk ingin sekali dibagi kepada keluarga besarnya terutama orangtua. Pelan-pelan dengan santun ia mulai dakwahkan Islam yang murni berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah kepada keluarganya setahun lalu. Dengan izin Allah, ayahnya dapat menerima sedikit demi sedikit dan menerapkannya di keseharian, hingga ditakdirkan berpulang keharibaan Ilahi.
Teman kami terus bercerita sampai tak terasa taksi online yang membawa kita telah tiba di hotel tempat penyelenggaraan manasik umroh. Senang juga bisa mengantarnya ke tempat persiapan berangkat umroh Ramadhan ini program full i’tikaf 17 hari, paling tidak dari ceritanya, kami mendapat pelajaran betapa istimewanya Ramadhan, bulan pendidikan dan pengabdian untuk sebelas bulan ke depan.
Keistimewaan bulan mulia ini dijelaskan dalam Qur’an surat al-Baqoroh 185,
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ
(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil). Karena itu, barangsiapa di antara kalian yang hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu. Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain.” (QS. Al-Baqarah [2]: 185)
baca juga: Persiapan Penuh Makna Jelang Ramadhan
Keistimewaan pertama, diturunkannya Al-Qur’an di dalam bulan Ramadhan sebagai petunjuk bagi manusia dari kegelapan menuju cahaya. Dengan kitab ini, Allah memperlihatkan kepada mereka kebenaran (al-haq) dari kebatilan. Kitab istimewa yang di dalamnya terkandung kemaslahatan (kebaikan) hidup dan kebahagiaan (kemenangan) bagi umat manusia, serta keselamatan di dunia dan di akhirat diturunkan di bulan nan istimewa pula.
Keistimewaan kedua, diwajibkannya berpuasa di bulan tersebut yang merupakan salah satu dari rukun Islam kepada umat Nabi Muhammad ﷺ. Para ulama telah menyepakati tidak ada keringanan untuk tidak berpuasa di bulan Ramadhan, baik dengan menunaikannya di bulan Ramadhan atau di luar bulan Ramadhan, kecuali bagi orang yang sudah tua renta atau orang sakit yang tidak diharapkan kesembuhannya. Ibadah istimewa yang ditetapkan atas umat istimewa dilaksanakan di bulan yang diistimewakan.
Kenapa ibadah puasa Ramadhan begitu istimewa? Karena limpahan pahala puasa Ramadhan dibalas langsung oleh Allah sendiri, Dzat Maha Kaya lagi Maha Bijaksana. Nabi ﷺ bersabda,
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِى وَأَنَا أَجْزِى بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِى لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ. وَلَخُلُوفُ فِيهِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ
Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi.” (HR. Bukhari Muslim)
Ikut partisipasi program kebaikan: Wakaf Qur’an untuk Santri Yatim Dhuafa Di Pelosok Negeri
Selain itu Nabi ﷺ juga mengabarkan balasan pahala umroh di bulan Ramadhan sama dengan pahala berhaji bersama nabi.
فَإِنَّ عُمْرَةً فِى رَمَضَانَ تَقْضِى حَجَّةً مَعِى
Sesungguhnya umroh di bulan Ramadhan sama seperti berhaji bersamaku. (HR. Bukhari)
Inilah hadits yang memotivasi teman kami itu bergabung dengan salah satu agen perjalanan haji dan umroh sebagai marketing juga. Dengan kerja keras mencari calon jamaah, tahun lalu ia sendiri telah dapat berangkat umroh, alhamdulillah. Setelah ayahnya meninggal, ia kejar target meniatkan tahun ini dapat berangkat umroh Ramadhan atas nama ayahnya.
Masyalloh, baginya Ramadhan nan istimewa harus tetap istimewa meski ayah telah tiada dengan badal umroh atas nama beliau (semoga Allah melapangkan kuburnya). “Labaik an abati.” gumamnya usai kegiatan manasik sore itu.
Jika tulisan ini bermanfaat bagi Anda, share! jangan biarkan terhenti di Anda dan raih pahala dakwah.