SIFAT PUASA NABI ﷺ BAG.5

Ilustrasi. Sifat Puasa Nabi Bag.5 - www.elssipeduli.id

SIFAT PUASA NABI ﷺ BAG.5 (KEUTAMAAN SAHUR DAN HAL-HAL YANG WAJIB DIJAUHI ORANG PUASA)

Arti puasa (ash-Shiyam) secara bahasa adalah al-Imsak (menahan), arti secara istilah adalah beribadah kepada Allah Ta’ala dengan menahan diri dari makan, minum dan pembatal puasa lainnya, dari terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari.

KEUTAMAAN SAHUR

Sebelum terbitnya fajar, Nabi ﷺ menganjurkan hendaknya kaum muslimin makan sahur agar meraih keberkahannya. Sahur merupakan pembeda antara puasanya umat Nabi ﷺ dan ahli kitab.

عَنْ سُلَيْمَانَ التَّيْمِيِّ، عَنْ أَبِي عُثْمَانَ النَّهْدِيِّ، عَنْ سَلْمَانَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” الْبَرَكَةُ فِي ثَلَاثَةٍ: فِي ‌الْجَمَاعَةِ، ‌وَالثَّرِيدِ، وَالسُّحُورِ

Dari Salman at-Taimi dari Abu Utsman an-Nahdi dari Salman, ia berkata, Rasulullah ﷺ bersabda, Keberkahan itu ada pada tiga hal, jamaah, tsarid dan sahur. (HR. Thobrani – Mu’jam al-Kabir)

تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِي السَّحُورِ بَرَكَةً

Bersahurlah kalian, karena di dalam sahur ada barakah. (HR. Bukhori)

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ نِعْمَ سَحُورُ الْمُؤْمِنِ التَّمْرُ

Dari Abu Hurairah dari Nabi ﷺ, beliau bersabda, “Sebaik-baik (makanan) sahur bagi seorang mukmin adalah kurma.” (HR. Abu Dawud)

Jika tidak ada kurma bersahurlah dengan apa yang telah Allah rezekikan bagi kita, meski hanya seteguk air, ingat di sana terdapat barakah. Dan Allah beserta malaikat-Nya mendoakan kebaikan serta merahmati orang-orang yang makan sahur.

السَّحُورُ أَكْلُهُ بَرَكَةٌ فَلَا تَدَعُوهُ وَلَوْ أَنْ يَجْرَعَ أَحَدُكُمْ جُرْعَةً مِنْ مَاءٍ فَإِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى الْمُتَسَحِّرِينَ

Makan sahur itu berkah, maka janganlah kalian tinggalkan meski hanya dengan minum seteguk air, karena sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla dan para malaikat-Nya mendoakan dan merahmati orang-orang yang makan sahur. (HR. Ahmad)

Nabi juga menganjurkan makan sahur diakhirkan, tidak perlu terkecoh dengan telah berkumandangnya adzan.

لَا يَغُرَّنَّ أَحَدَكُمْ نِدَاءُ بِلَالٍ مِنْ السَّحُورِ وَلَا هَذَا الْبَيَاضُ حَتَّى يَسْتَطِيرَ

Janganlah kalian terpedaya (untuk tidak makan sahur) oleh adzan Bilal di waktu sahur, dan jangan pula oleh cahaya putih ini hingga telah tersebar (cahayanya di ufuk). (HR. Muslim)

Dulu muadzin nabi ada dua orang, Bilal dan Ibnu Ummi Maktum,

إِنَّ بِلَالًا يُؤَذِّنُ بِلَيْلٍ فَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى تَسْمَعُوا تَأْذِينَ ابْنِ أُمِّ مَكْتُومٍ

Sesungguhnya Bilal itu adzan pada malam hari, maka makan dan minumlah kalian hingga kalian mendengar adzan Ibnu Ummi Maktum. (HR. Muslim)

عَنْ أُمِّ حَكِيمٍ بِنْتِ وَدَاعٍ قَالَتْ: سَمِعْتُ النَّبِيَّ يَقُولُ: عَجَّلُوا الْإِفْطَارَ وَأَخَّرُوا ‌السُّحُورَ

Dari Ummu Hakim binti Wada’, ia berkata, aku mendengar nabi bersabda, segerakanlah ifthor dan akhirkanlah sahur. (HR. Thobrani – Mu’jam al-Kabir)

فَصْلُ مَا بَيْنَ صِيَامِنَا وَصِيَامِ أَهْلِ الْكِتَابِ أَكْلَةُ السَّحَرِ

Perbedaan antara puasa kita dengan puasanya ahlul kitab adalah makan sahur. (HR. Tirmidzi)

Berpartisipasi amal kebaikan siapa takut! Klik Bantu Penuhi Kebutuhan Santri di Pelosok Negeri

HAL YANG WAJIB DIJAUHI

Agar puasa bertambah berkah, hendaknya seorang mukmin menjauhi hal-hal buruk berikut;

مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلُ الزُّوْرِ وَالعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ عَزَّوَجَلَّ حَاجَةٌ أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ

Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan dusta dan (tetap) mengamalkannya, maka Allah Azza wa Jalla tidaklah butuh (atas perbuatannya meskipun) meninggalkan makan dan minumnya. (HR. Bukhori)

لَيْسَ الصِّيَامِ مِنَ الْأَكْلِ الشَّرَابِ، إِنَّمَا الصِّيَامُ مِنَ الّغْوِ وَالرَّفَتِ، فَإِنْ شَابَكَ أِحَدٌ أَوْ جَهَلَ عَلَيْكَ فَقُلْ : إِنّي صَا ئِمٌ، إِنِّي صَاءِمٌ

Puasa bukanlah dari makan, minum (semata), tetapi puasa itu menahan diri dari perbuatan sia-sia dan perkataan kotor. Jika ada orang yang mencelamu, katakanlah, Aku sedang puasa, aku sedang puasa. (HR. Ibnu Khuzaimah – Shahih Ibnu Khuzaimah)

Puasa adalah amalan pengantar takwa seseorang, patutlah puasanya itu menahan dirinya dari kemaksiatan dan hal-hal buruk yang disebutkan dalam hadits. Seorang muslim yang berpuasa wajib menjauhi amalan yang merusak puasanya, hingga bermanfaatlah puasanya dan tercapailah ketaqwaan yang Allah sebutkan dalam firman-Nya.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa. (QS.al-Baqarah: 183)

Demikian Sifat Puasa Nabi ﷺ Bag.5, semoga bermanfaat. Dalam artikel berikutnya kita lanjut ke bahasan apa saja yang merusak puasa.


Jika tulisan ini bermanfaat bagi Anda, share! Jangan biarkan terhenti di Anda dan raih pahala dakwah.

Laporan kegiatan ELSSI Peduli: Distribusi Sedekah Pangan dan Wakaf Qur’an di Cileungsi, Bogor

Kategori

Yuk sedekah untuk program bermanfaat elssi peduli