SIFAT PUASA NABI ﷺ BAG.7 (PERKARA YANG BOLEH DILAKUKAN ORANG PUASA)
Seorang muslim yang taat serta paham Al-Qur’an dan Sunnah tidak akan ragu bahwa Allah menginginkan kemudahan bagi hamba-hamba-Nya dan tidak menginginkan kesulitan. Allah dan Rasul-Nya telah membolehkan beberapa hal bagi orang yang puasa, dan tidak menganggapnya suatu kesalahan jika mengamalkannya. Berikut ini merupakan perbuatan-perbuatan yang boleh dilakukan orang puasa;
- Memasuki waktu shubuh dalam keadaan junub.
Adalah Nabi ﷺ, beliau pernah memasuki fajar dalam keadaan junub karena jima’ dengan salah satu istrinya. Hal ini dijelaskan dalam shahih Muslim,
عَنْ عُرْوَةَ بْنِ الزُّبَيْرِ وَأَبِي بَكْرِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَنَّ عَائِشَةَ زَوْجَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَتْ
قَدْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُدْرِكُهُ الْفَجْرُ فِي رَمَضَانَ وَهُوَ جُنُبٌ مِنْ غَيْرِ حُلُمٍ فَيَغْتَسِلُ وَيَصُومُ
Dari Urwah bin Zubair dan Abu Bakar bin Abdurrahman bahwa Aisyah istri Nabi ﷺ berkata, “Sesungguhnya Rasulullah ﷺ pernah mendapati fajar di bulan Ramadhan (kesiangan), padahal beliau dalam keadaan junub karena jima’. Lalu beliau mandi dan berpuasa.” (HR. Muslim)
Maka sebagian kaum muslimin yang khawatir saat telah masuk waktu fajar mendapati dirinya masih junub apakah puasanya sah atau tidak, jawabnya tidak mengapa, hal itu dibolehkan. Puasa seseorang tetap sah meski kondisinya masih junub saat telah masuk waktu fajar. Ia diwajibkan mandi sebelum melaksanakan sholat dan tetap melanjutkan puasanya.
- Bersiwak.
Sering juga Nabi ﷺ nampak bersiwak padahal beliau sedang puasa.
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَامِرِ بْنِ رَبِيعَةَ عَنْ أَبِيهِ قَالَ رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا لَا أُحْصِي يَتَسَوَّكُ وَهُوَ صَائِمٌ
Dari Abdullah bin ‘Amir bin Rabi’ah dari ayahnya dia berkata, saya sering melihat Nabi ﷺ bersiwak ketika beliau sedang berpuasa. (HR. Tirmidzi)
Nabi ﷺ menganjurkan umatnya senantiasa bersiwak saat hendak berwudhu secara umum dan beliau tidak mengkhususkan bersiwak saat berpuasa. Ini menunjukkan bersiwak diperuntukkan bagi orang puasa maupun tidak saat hendak berwudhu dan sholat.
لَوْلاَأَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِيْ لَأَمَرْتُهُمْ بِالسِّوَاكِ عِنْدَ كُلِّ وُضُوْءٍ
Seandainya tidak memberatkan umatku, niscaya aku perintahkan mereka bersiwak setiap kali berwudhu. (HR. Bukhari)
Ayo gabung amal kebaikan: Alirkan Pahala Jariyah Atas Nama Orangtua
- Berkumur dan istinsyaq.
Nabi ﷺ membolehkan istinsyaq saat puasa, asalkan tidak terlalu dalam. Istinsyaq adalah menghirup air ke dalam hidung saat berwudhu.
وَبَالِغْ فِي الِاسْتِنْشَاقِ إِلَّا أَنْ تَكُونَ صَائِمًا
Dan beristinsyaqlah lebih dalam kecuali jika kamu sedang berpuasa. (HR. Tirmidzi)
Sama halnya dengan berkumur, seperti pernah Umar bin Khathob mengadukan masalahnya kepada Nabi ﷺ tentang mencium istri, maka Nabi ﷺ mengumpamakan dengan berkumur dan bukan masalah.
عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّهُ قَالَ هَشَشْتُ يَوْمًا فَقَبَّلْتُ وَأَنَا صَائِمٌ فَأَتَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقُلْتُ صَنَعْتُ الْيَوْمَ أَمْرًا عَظِيمًا قَبَّلْتُ وَأَنَا صَائِمٌ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَرَأَيْتَ لَوْ تَمَضْمَضْتَ بِمَاءٍ وَأَنْتَ صَائِمٌ فَقُلْتُ لَا بَأْسَ بِذَلِكَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَفِيمَ
Dari Umar bin Al Khaththab bahwa ia berkata, “Pada suatu hari hasratku bergejolak, lantas kucium (istriku) padahal aku sedang berpuasa, lalu kutemui Rasulullah ﷺ seraya kukatakan, “Hari ini aku telah melakukan suatu kesalahan yang besar, kucium (istriku) padahal aku sedang berpuasa.” Rasulullah ﷺ pun balik bertanya, “Apa pendapatmu apabila kamu berkumur-kumur dengan air padahal kamu sedang berpuasa?” Aku menjawab, “Hal itu tidak mengapa (tidak membatalkan puasa).” Kemudian Rasulullah ﷺ bersabda, “Lalu dimanakah masalahnya?” (HR. Ahmad)
- Mencium dan bercengkrama dengan pasangan.
Nabi sendiri mencumbu istrinya saat berpuasa dan beliau adalah orang yang paling mampu menahan diri.
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُقَبِّلُ وَهُوَ صَائِمٌ وَيُبَاشِرُ وَهُوَ صَائِمٌ وَلَكِنَّهُ أَمْلَكُكُمْ لِإِرْبِهِ
Dari Aisyah radhiallahu’anha, ia berkata, “Rasulullah ﷺ pernah mencium dan mencumbuku mesra ketika beliau sedang berpuasa. Tetapi beliau memang seorang yang paling bisa mengendalikan nafsunya di antara kalian.” (HR. Muslim)
- Berbekam.
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ احْتَجَمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ صَائِمٌ
Dari Ibnu ‘Abbas radhiallahu’anhuma bahwa Nabi ﷺ berbekam ketika sedang berpuasa.
- Memakai celak dan tetes mata.
- Mengguyur air ke atas kepala.
وَكَانَ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُبُّ الْمَاءَ عَلَى رَأْسِهِ وَهُوَ صَائِمٌ مِنَ الْعَطَشِ آوْ مِنَ الْحَرِّ
Nabi ﷺ mengguyurkan air ke kepalanya dalam keadaan puasa karena haus atau kepanasan. (HR. Abu Dawud)
- Mencicipi masakan.
لاَبَأْسَ أَنْ يَسذُوْقَ الْخَلَّ أَوِ الشَّيْءَمَالَمْ يُدخِلْ حَلقَهُ وَهُوَصَائِمٌ
Tidak mengapa mencicipi sayur atau sesuatu yang lain dalam keadaan puasa, selama tidak sampai ke tenggorokan. (HR. Bukhori)
Baik, semoga artikel sifat puasa Nabi ﷺ bag.7 ini bermanfaat bagi siapa saja yang serius ingin memahami ajaran Islam yang sekali-kali tidak untuk memberatkan umatnya. Inilah di antara perbuatan yang boleh dilakukan orang puasa, wallohu’alam.