SIFAT PUASA NABI ﷺ BAG.10 (LAILATUL QODAR)
Lailatul Qodar atau malam Qodar memiliki keutamaan yang sangat besar, karena malam ini menyaksikan turunnya Al-Qur’an Al-Karim, yang membimbing orang-orang yang berpegang dengannya ke jalan kemuliaan. Seseorang yang mengikuti sunnah Rasulnya tidak memasang dekorasi-dekorasi tertentu dan tidak pula mengadakan suatu acara untuk memperingati malam ini, akan tetapi mereka berloma-lomba untuk bangun di malam-malam bulan Ramadhan dengan penuh iman dan mengharap pahala dari Allah Ta’ala.
Berikut di antara keutamaan Lailatul Qodar;
- Lebih baik dari seribu bulan.
Usia umat Nabi ﷺ tidak seperti usia umat-umat nabi sebelum beliau, sedikit sekali dari umat Nabi ﷺ yang berusia melebihi 70 tahun.
أَعْمَارُ أُمَّتِي مَا بَيْنَ السِّتِّينَ إِلَى السَّبْعِينَ ، وَأَقَلُّهُمْ مَنْ يَجُوزُ ذَلِكَ
Usia umatku antara 60 sampai 70 tahun dan sangat jarang sekali dari mereka yang usianya melebihi dari itu. (HR. Tirmidzi)
Dengan usia yang panjang, umat nabi sebelum Nabi Muhammad ﷺ dapat beribadah kepada Allah lama sekali, seperti umat Nabi Nuh alaihisalam, Nabi Nuh telah mendakwahi mereka lebih dari 950 tahun. Tidak dengan umat Nabi ﷺ yang singkat sekali, tetapi Allah Maha Adil, Dia Yang Maha Bijaksana menjadikan malam yang mulia dan berharga dalam bulan Ramadhan yang lebih baik dari seribu bulan bagi mereka.
Cukuplah untuk mengetahui tingginya kedudukan Lailatul Qodar lebih baik dari seribu bulan melihat firman Allah,
إِنَّا أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمْرٍ سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ
Sesungguhnya Kami menurunkan Al-Qur’an pada malam Lailatul Qodar, tahukah engkau apakah malam Lailatul Qodar itu? Malam Lailatul Qodar itu lebih baik dari seribu bulan, pada malam itu turunlah malaikat-malaikat dan Jibril dengan izin Allah Robb mereka (untuk membawa) segala urusan, sejahteralah pada malam itu hingga terbit fajar. (QS. Al-Qadar/97: 1-5)
Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah.
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ ۚ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ أَمْرًا مِنْ عِنْدِنَا ۚ إِنَّا كُنَّا مُرْسِلِينَ رَحْمَةً مِنْ رَبِّكَ ۚ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah, (yaitu) urusan yang besar dari sisi Kami. Sesungguhnya Kami adalah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. Ad-Dukhan/44: 3-6)
Wujudkan Generasi Qur’ani: Wakaf Mushaf Elssi Peduli
- Melimpahnya kesejahteraan.
Saking berlimpahnya, malam itu para malaikat dan malaikat Jibril turun bersamaan dengan banyaknya rahmat dan keberkahan. Mereka turun ke sisi orang yang membaca Al-Qur’an, mengepakkan sayap-sayap mereka membenarkan dan mengagungkan orang tersebut. Kesejahteraan sampai terbit fajar, “salamun hiya hatta mathla’il fajr” Imam Mujahid berkata, maksudnya adalah kesejahteraan dan keselamatan dari setan-setan yang dapat berbuat buruk dan merintangi.
- Dirahasiakan waktu turunnya.
Ummul Mukminin mengatakan Rasulullah ﷺ beri’tikaf pada malam-malam ganjil sepuluh terakhir Ramadhan. Beliau ﷺ bersabda,
اِلْتَمِسُوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِيْ الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ
Carilah malam Lailatul Qodar di (malam ganjil) pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. (HR. Bukhori dan Muslim)
Allah sengaja merahasiakannya agar para hamba merindukan dan mencari kemuliaan di sisi Allah Ta’ala, hendaklah orang yang serius dan jujur tergugah.
الْتَمِسُوهَا فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي تَاسِعَةٍ, وَ سَابِعَةٍ, وَ خَامِسَةٍ
Carilah Lailatul Qodar pada sepuluh malam yang akhir dari Ramadhan, pada malam 29, 27, 25. (HR. Bukhori)
- Menghidupkan malamnya dengan iman dan ihtisab.
Orang yang diberi taufik untuk berdiri, bangun pada malam Lailatul Qodar, menghabiskan malam itu dengan sholat, istighfar, berdoa dan ibadah lainnya, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lampau.
مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Barangsiapa berdiri (sholat) malam saat Lailatul Qodar dengan keimanan dan mencari pahala diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. (HR. Bukhori dan Muslim)
Siapa saja mengimani ini bagian dari syariat Allah dan hanya menginginkan atau mencari pahala dari Allah, maka diampuni atau dihapus dosa-dosanya yang telah lalu. Imam An-Nawawi rohimahulloh berkata, maksud penghapusan yaitu jika pelakunya memiliki keburukan, maka dosa-dosa kecilnya dihapus dan dosa-dosa besarnya diperingan. Jika ia tidak memiliki keburukan, maka derajatnya di surga akan ditinggikan.
Join instagram kami: @elssipeduli
Mari kita maksimalkan sepuluh malam terakhir Ramadhan dengan memperbanyak ibadah dan amal sholih. Lailatul Qodar tersembunyi, tidak ada seorangpun tahu datangnya dan menentukannya secara pasti. Ia berpindah-pindah harinya pada setiap tahun. Terkadang pada tahun ini tanggal 29, dan pada tahun berikutnya tanggal 27 atau 25 atau kemungkinan lainnya.
Sungguh Allah telah menyembunyikan malam itu dari hamba-hamba-Nya tiada lain agar mereka bersungguh-sungguh dalam mencarinya. Hendaknya mereka memperbanyak sholat, berdoa, menangis dan membaca Al-Qur’an pada malam-malam sepuluh terakhir Ramadhan.
أَبْهَمَ اللَّهُ هَذِهِ اللَّيْلَةَ عَلَى هَذِهِ الْأُمَّةِ لِيَجْتَهِدُوا فِي الْعِبَادَةِ لَيَالِيَ رَمَضَانَ طَمَعًا فِي إِدْرَاكِهَا
Al-Baghowi rohimahulloh berkata, “Secara keseluruhan, Allah Ta’ala menyamarkan Lailatul Qodar pada umat ini agar mereka bersungguh-sungguh dalam ibadah pada malam-malam Ramadhan sebagai bentuk keseriusan dalam pencariannya. (Tafsir Al-Baghowi)